Surat Terakhir untuk Cintawww

Dear Cintawww,

Lama tak jumpa dalam barisan kata ini, hai Cintawww...! Selembar kata darimu mengurungkan niatku melanjutkan perbincangan untuk 30 waktu yang aku janjikan. Aku ingkar...ya aku ingkar.

Dan mungkin ini susunan kerinduanku yang terakhir. Cintawww yang berdiam aku kejar namun tak tergapai. Entah salahku yang berlari tanpa arah atau engkau yang terbias dari kedudukanmu berdiri. Aku lelah dalam kalap, menghitam mataku tak tidur hatiku dan fungsi ginjal seakan tak mampu menyaring lagi racun cinta ini. Aku sekarat Cintawww, hingga akhirnya aku tulis surat terakhir ini untuk terlahir kembali. Bukan aku menyerah, aku hanya kembali pada titik nol dimana kita tak saling terbebani. Dimana segala hal adalah dilakukan wajar, bukan terlihat seperti menggadaikan kebaikan demi sebuah perhatian.

Cintawww seperti hujan lukiskan senang sedih kepada bumi, aku tak bisa demikian. Aku tak tau warna cinta apa yang terlukis di hatimu, apa sekedar putih yang tak menanggapi hitam? Atau warna-warni yang tak kunjung dinetralkan oleh kabut senja yang tidak jelas kapan datangnya.

Dan akhir dari rentetan barisan tanpa makna ini, aku kibarkan bendera putih tanda peristirahatanku untuk kehidupan cinta ini. Maafkan aku Cintawww terlalu cepat aku menyerah, untuk peroleh senyummu yang cerah.

Andai diwaktu yang akan datang Alloh tunjukkan cerita lain atas dirimu, aku yang pertama kali tersenyum ikhlas akan hal itu. Namun kiranya jika Alloh mengijinkanku melanjutkan ceritamu dalam lembar berikutnya kehidupan kita, Semoga cerita tersebut berakhir bahagia di Surga.

Untuk yang terakhir aku ungkapkan maaf ini, dan ucapkan terimakasih atas sinarmu yang menghangatkan lewat senyum pagimu, lewat sendu soremu dan lewat gusar malammu. Ingatlah aku pernah menjadi bagian dalam hatimu, meskipun hanya pengganggu...aku yang akan mencintaimu seperti dulu aku bercerita mencintainya.

Hingga Alloh menjawab...hingga Alloh menjawab.. aku tetap mencintaimu.