Sabtu, 17 November 2012

Catatan Medis Sebuah Tulisan

Aku tidak sedang membuat tokoh baru yang hidup dalam tulisanku. Ia ada karena dihembuskan padanya nyawa-nyawa mati imajinasi, yang terkubur lama dari dunia abjad ini. Iya imajinasi yang mati dari para pembaca yang sekarat karena terkena hantaman badai visual yang beradu padu dengan audio.

Ketika aku melihat sebuah "kata", ia seperti tabung oksigen dan layaknya sekantung insulin, disinilah aku merasa tabung itu kosong dan insulin belum terisikan dengan penuh. Mereka sangat dibutuhkan layaknya darah bagi korban kecelakaan. Saat aku menulis, aku merasa seperti seorang dokter, memberi resep dan obat pada pasien, bukan meminumkannya pada mereka. Begitupun sebuah tulisan yang kubuat, kuberharap pembacanya yang memberi makna, sehingga mereka bisa terobati dari koma panjang imajinasi, yang telah dibungkam oleh visualisasi rekaan, tanpa mereka dijejali imajinasi serupa yang aku paksakan. Biarkan mereka membayangkan tokohnya sendiri, biarkan mereka membayangkan ladang hijau nya sendiri.

Tulisan bagiku bukan kehidupan itu sendiri, seperti yang aku bilang tadi, ia adalah oksigen serta insulin yang dibutuhkan kehidupan, tanpanya kehidupan tidak pernah ada, Tanpa insulin manusia lemah selemahnya ia lumpuh. Tulisan dan menulis layaknya dokter dan obatnya. Sedang pembaca adalah pasien yang berhak sembuh, namun hak mereka juga mau minum obatnya apa tidak.

- menulislah layaknya donor darah, semakin rutin menulis, regenerasi ide dalam pembuluh tulisan akan terus terjadi. Dan itu membuat tulisanmu terlihat segar dan sehat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar