Rabu, 23 Januari 2013

Sepotong Kerinduan Pecundang

Dearz Cintawww,

Jika rindu telah merasuki ubun-ubun dan bersarang di degup jantung, sedangkan temu hanya menyiksa kelu. Meronta aku dalam segara lara, bercampur asin yang mengguyur luka..namun aku tak merasakan sakit apapun, seperti saraf pekaku lumpuh tak merespon segala daya. Cintawww saat seperti itu hanya hatiku yang bisa menjerit lirih tanpa dengar...Aku Rindu!!!

Engkau bagai peribahasa dengan ubahan makna, gajah dipelupuk mata tak disapa, semut diseberang laut dirindu kalut. Sosokmu bukan utama pengobat semua ini, namun senyummu yang dulu, sikapmu yang lucu segala itu adalah resep teracik penyakit ini. Sekali lagi Cintawww, dalam sepinya alam pikirku aku berteriak...Aku Rindu!!!

Sebagaimana padi kemarau mendambakan segelintir air mata langit, dan banjir yang menanti surutnya lewat sinaran matahari. Engkau selayaknya embun diujung rumput hijau pagi yang anggun, menyejukkan aku yang tengah tersungkur kaku karena kebodohanku enggan bercengkrama pada alam yang tersenyum dulu. Aku Rindu!!!

Cintawww, diakhir suratku kubacakan sesingkat puisi untukmu...

Sedamai musim tulip di netherland,
Dan secangkir cokelat hangat di dinginnya kanada..
Engkau di pertengahan padang rumput lapang dengan hembusan sejuk kerangka angin senja..
Dan aku merindumu di hampanya sahara tanpa oasis atau bahkan fatamorgana..
Aku Rindu Cintawww, dan semua ini nyatanya nyata..

Dari Zain Unyuw Bagimuw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar