Sabtu, 05 Oktober 2013

Jika Telah Masanya

Seperti matahari yang meninggalkan sejenak belahan bumi satu ke belahan bumi lainnya.

Pertemuan kita kali itu, bukan sekedar angin yang meniup-niup ujung ilalang. Namun lebih pada daun muda dipucuk ranting. Segalanya tumbuh, melewati siang dengan panas dan malam dengan dingin. Pada setiap paginya riang bersama kicauan burung bertengger dipundaknya dan menarilah seirama. Jika musim berganti, kita tahan tangis langit dan melindungi bumi dari murkanya.

Saat itu... bumi sudah waktunya memanggilmu. Sudah terlalu kering air matanya, hingga enggan terisak sekalipun. Kering, kuning dan hanya menunggu angin untuk berucap ranting... semoga engkau suburkan tanah ini....

Setumpuk rindu ranting pada daun gugur,
Apakah daun di tanah juga sama memendamnya?
Seribu tanya ranting pada angin,
Sempatkah dia berbincang pada daun tentang perasaanya?
Ah... ranting merasa sudah terlambat bertanya langsung pada daun ..

-Rindu sesal-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar